• https://dishubkominfo-kotaserang.com/
  • journalsleather.com
  • disdikpadang.org
  • Hikmah Islami

    Dalam Islam Bekerja Keras Demi Keluarga Termasuk Berjuang Fisabilillah

    ×

    Dalam Islam Bekerja Keras Demi Keluarga Termasuk Berjuang Fisabilillah

    Sebarkan artikel ini

    Jejakkasus.info| Hikmah Islami
    Islam menganjurkan dan mewajibkan manusia untuk bekerja dan mencari rezeki yang halal dan baik

    Entah berdagang dll…
    Yang tidak di perbolehkan adalah :
    – Kecurangan
    – Tidak amanah
    – Mengecewakan bila di percaya
    – Bila di beri amanah tidak
    Amanah
    Tidak mempunyai T.jawab serta berkesan mengabaikan apalagi selanjutnya mejauhi dan memusuhi

    Dalam islam tidak mengajarkan
    Kemalasan mengatas namakan Agama untuk mengambil keuntungan besar

    Maka karena itu banyak ulama tentunya sangat paham Syareatnya, maka di samping mengajarkan agama islam, BerdakwahJuga berdagang/bertani/berkebun di dalam Pesantren nya..
    Maupun menjalankan usaha lain nya…

    Sedang yang kurang memahami ajaran Agama serta tidak mengambil hikmah untuk di jadikan pelajaran hidup, kebanyakan kaula muda yg notabene tidak pernah menimba ilmu di pesantren belajar ilmu agama
    Sehingga tindak tanduknya masih belum terkontrol oleh hukum syareatnya

    Mereka berlomba mengambil jalan pintas dengan belajar ilmu amalan/ ilmu ketabiban
    Semata-mata untuk mencari keuntungan besar sebagaimana tolak ukur paranormal sukses , terkenal dan kaya

    Hingga hidupnya lambat laun dalam bermalas-malas

    Senang pujian di panggil Gus dengan duduk bersantai mengambil keuntungan besar dari para peminta bantuan nya
    Terkadang mengatas namakan Agama dan bercerita sebuah kisah para Ulama dan para wali

    Berikut ini sebuah kisah suri tauladan Rosululloh SAW
    yang berkaitan seorang hamba yg bekerja keras tanpa Gengsi dan tidak hidup bermalas-malas

    Ketika mendekati kota Madinah, tepat di salah satu sudut jalan, Baginda Rosululloh SAW berjumpa dengan seorang tukang batu.

    Rosululloh SAW melihat tangan tukang batu itu begitu melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang oleh sinar matahari.

    Kemudian Baginda bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?”.
    Tukang batu itu menjawab :

    “Ya Rosululloh, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya..
    Karena itulah tangan saya kasar,”.

    Rosululloh SAW merupakan teladan yang paling mulia, begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal
    Rosulpun langsung Menggenggam tangannya dan Kemudian menciumnya seraya Bersabda :

    “Hadzihi Yadun La Tamatsaha Narun Abada”.

    Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya “.

    Rosululloh tidak pernah mencium Tangan para Pemimpin Quraisy
    Tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun.

    Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang pernah dicium oleh Rosululloh.

    Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rosululloh justru tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, kapalan, karena membelah batu dan karena kerja keras.

    Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rosululloh.
    Orang itu dikenal sebagai pekerja yang giat dan tangkas.
    Para sahabat kemudian berkata :

    “Wahai Rosululloh, andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah)

    Mendengar itu Rosul pun menjawab :

    “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil
    Maka itu fi sabilillah

    Kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia
    Maka itu fi sabilillah

    Kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta
    Maka itu fi sabilillah ”.

    (HR Thabrani)

    Orang-orang yang pasif dan malas bekerja
    Sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari harga dirinya
    Yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur.
    Dan tentunya Rosululloh amat prihatin terhadap umatnya menjadi para pemalas.

    Dan ternyata masih banyak orang
    Di usia 30-40+ melakukan banyak -Kecurangan
    -Ketidak Jujuran
    -Tidak Tanggung jawab
    – Di beri Amanah tidak Amanah
    – Berhutang tidak Mau Mengembalikan

    Kebanyakan para pelaku supranatural ingin pula mendalami ilmu sepiritual dan menginginkan pengertian ilmu ketaukhidan
    Sayangnya hal tersebut hanya di buat pelengkap wacana semata
    Agar di sebut pengertian mendalam/mengerti

    Semua Terkadang tergantung Gen/Garis keturunan untuk paham dan mampu dalam melaksanakan
    Dan bila tiada maqom nya di paksakan bagaimanapun lakunya cuma berhenti sebatas ucapan
    Dan hanya menjadi pelengkap wacana

    Sedangkan, secara ketentuan laku syareatnya kebanyakan masih Amburadul

    Sebagian hanya mencari sebuah pamor
    Entah melalui medsos maupun makelar persukunan, di mana ucapan nya bagaikan resi penuh kebijaksana’an
    Bagai seorang yg menguasai ilmu laku
    Bagai orang mengusai ilmu Tabib dll…

    Padahal pada hakekatnya yang di cari hanyalah mengeruk keuntungan dunia semata
    Dengan berbagai kamuflase nya

    Semua hanya untuk mengejar warna kenikmatan Dunia
    Dan mudahnya terbius aroma dunia yg menyesakkan jiwa.

    Pada hakekatnya menimba ilmu agama secara dhohir maupun bathin bertujuan untuk berdakwah
    Sebagai penyampai kebaikan
    Semua keahlian apapun bertumpu pada penyampai keagungan Tuhan

    Yang pada akhirnya menuntun dan mengarahkan dalam kebaikan untuk beramal sholeh serta memperbaiki akhlaq dan laku seseorang

    Sayangnya hal jarang di lakukan para pelaku ilmu jetabiban(perdukunan) di era sekarang

    Dan pada akhirnya ia lalai akan Tanggung jawabnya kepada Tuhan nya
    Dan lebih menyukai sebuah pujian manusia, dan lebih mengutamakan yang kaya

    Lalu pada akhirnya ia terbuai dan kemudian lali akan Akhir Hidup nya…

    {A.R}

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *