Depok l Jejakkasus.info – Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia Hasan Nasbi, mengatakan bahwa pemerintah menargetkan program Makan Bergizi Gratis (MBG), dapat menyentuh tiga juta penerima manfaat mulai dari balita, pelajar hingga ibu menyusui.
“Selama Januari hingga Maret 2025, diharapkan program MBG bisa menyentuh tiga juta penerima manfaat, yang terdiri dari balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan ibu hamil serta ibu menyusui,” kata Hasan dalam keterangannya, Minggu (5/1/2025) di Jakarta.
Menurut Hasan, jumlah tersebut akan terus bertambah hingga mencapai 15 juta pada akhir tahun 2025.
Sedangkan untuk menu susu, kata Hasan tak diwajibkan setiap harinya dalam program MBG.
“Susu kan tidak diwajibkan setiap hari, jadi itu tergantung daerahnya,” kata Hasan, Senin (6/1/2025) kepada wartawan di Jakarta.
Menurut Hasan, ia sempat berbincang dengan kepala Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) di lokasi yang dikunjunginya, terkait penyediaan susu.
“Kepala SPPG ini, akan menyediakan menu susu selama sepekan sekali,” kata Hasan.
Yang terpenting saat ini, kata Hasan, porsi makanan yang diterima dari program ini mencukupi kebutuhan gizinya.
“Paling sedikit itu seminggu sekali, tidak wajib susu, karena suplai susu kan belum merata di setiap daerah,” kata Hasan.
MBG di bawah Pemerintahan Prabowo-Gibran telah diluncurkan pada Senin, 6 Januari 2025.
Program prioritas ini didukung alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun.
Hingga hari kedua atau Selasa, 7 Januari 2025 tercatat, program ini belum dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia.
Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi, mengatakan bahwa di Jakarta, baru ada empat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi.
“Empat SPPG itu, menyuplai makanan ke 41 sekolah,” kataTeguh.
Teguh menargetkan penambahan 13 SPPG untuk beroperasi sehingga total akan 17 SPPG di Januari 2025.
“Diharapkan pada Januari 2025 ini, akan ada tambahan 13 SPPG lagi. Sehingga nanti sudah bisa beroperasi 17 SPPG, dari rencana tahun 2025 sebanyak 153 SPPG,” kata Teguh.
Terpisah Kepala Chef SPPG ‘Dapur Sehat Anak Bangsa’ di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jonie Kusuma Hadi, mengatakan bahwa sistem pembayaran untuk menu makanan program MBG, menggunakan modal pribadi mitra terlebih dahulu, kemudian diganti atau reimburse oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
“Ngadain dulu, nanti reimburse (kompensasi atau penggantian biaya) ke Badan Gizi Nasional per minggu. Itu food cost Rp10.000″ kata Jonie, Senin (6/1/2025), saat ditemui di SD Angkasa 5 Halim, Jakarta Timur.
Dari pantauan di beberapa sekolah di Jakarta dan Depok, tidak sedikit siswa-siswi yang tidak menghabiskan makanannya.
Di SDN Slipi 15 misalnya, tidak sedikit makanan yang tersisa di kotak-kotak makanan, terutama adalah sayur.
Sama halnya dengan di SDN Cilangkap 8, ada siswa yang lahap makan sayur, ada juga yang tidak karena merasa sayur yang ada di menu hambar.
“Kalau menurut aku porsinya terlalu sedikit, masih laper,” kata seorang Siswi SDN Cilangkap 8.
Sementara terpantau menu dalam paket makanan berganti setiap harinya.
Sebagai contoh, di SDN Slipi 15 Jakarta Barat, hari pertama paket makanan berisi nasi, ayam goreng tepung, tahu goreng, buncis dan jeruk.
Pada hari kedua, menu yang diterima siswa adalah nasi, telur orak-arik, kacang panjang dan wortel, susu uht 115 ml serta pisang.
(Erdan Faizal)