Jejak Kasus.info l JATENG & DIY
TUNTANG-JAWA TENGAH-Sebagian masyarakat di Jawa Tengah masih melestarikan budaya nyadran. Dalam tradisi ini, ratusan warga melakukan ziarah ke makam leluhur,Masyarakat Desa Sumurup-Kecamatan Tuntang-Kabupaten Semarang-Jawa Tengah merupakan salah satu yang masih kental dengan tradisi nyadran
Jum’at,Paing 27 Januari 2024 nampak ratusan warga, baik Orang tua, Muda dan anak anak nampak duduk bersama di area Makam Dusun Sumurup Tuntang untuk berdo’a bersama sama yang khususnya di tujukan kepada Leluhur yang di makam kan di pemakaman tersebut.
Melengkapi acara nyadran, biasanya tersaji ambeng, yang berisi nasi dan aneka lauk pauk juga beraneka jajanan ke makam tersebut. Makanan yang berupa ambeng itu mereka bawa dari rumah,Kemudian dinikmati bersama-sama di area makam juga saling tukar makanan maupun jajanan juga di berikan kepada yang berhak menerima terutama yang pada ikut berdatangan saat acara berlangsung
Dharni Warga Kota Semarang yang memiliki ahli waris atau kedua orang tuanya dimakamkan disitu, menyampaikan, “Tradisi Sadranan tersebut sudah turun temurun,Pelaksanaannya, Setiap kepala keluarga secara ikhlas membawa ambeng berisi nasi,aneka lauk dan beraneka macam jajanan juga uang wajib guna perawatan atau pengondisian makam agar selalu terjaga, termasuk saat ini yang berencana bikin pagar di makam Sumurup tersebut.” Tutur Dharni salah satu ahli waris yang ikut di acara nyadran
Setelah warga berkumpul, lanjutnya, dibacakan do’a bersama oleh tokoh agama setempat. Setelah itu, warga makan bersama di area makam. Adapula yang membawa pulang ambengannya untuk dimakan di rumah setelah saling tukar menu
Dharni menambahkan, pada acara Sadranan ini , banyak warga yang merantau ke luar daerah kembali ke Dusun Sumurup. Bahkan, suasana dusun lebih ramai dibandingkan saat Lebaran. Warga Sumurup memang melestarikan tradisi ini untuk menjaga silaturahmi keluarga juga antar keluarga atau tetangga sedesa dan sekitar. “Pungkas Dharni
Acara nyadran berjalan khusuk dan membaur kekeluargaan warga untuk terus menjaga kerukunan. Perbedaan agama di antara warga, tidak menjadi alasan untuk tidak menjalin silaturahmi
(Acay-Fat Tim Jejakkasus.info l JATENG & DIY-Melaporkan)