Guyup Rukun Berinovasi Tema DPC PAPDESI Kabupaten Mojokerto Selenggarakan Raker I

Mojokerto l Jejakkasus.info – Sebagai wujud sebuah organisasi yang moderen dan profesional, DPC PAPDESI Kabupaten Mojokerto menyelengarakan kegiatan Rapat Kerja I (Raker Pertama).

Tak tangung-tanggung Raker perdana DPC PAPDESI Kabupaten Mojokerto tersebut diselenggarakan di salah satu Hotel berbintang daerah wisata Kabupaten Mojokerto Trawas Grand Whiz Hotel jalan Raya Trawas, Jibru, Belik, Trawas Mojokerto. Pada hari Kamis, 10 Juni 2021 pukul 09.00 WIB.

Tema yang diangkat dalam Raker tersebut adalah Guyup, Rukun, Berinovasi.

 

Dalam Raker juga sekaligus Launching Kartu Anggota Papdesi Berbasis Uang Elektronik.

Inovasi telah dilakukan oleh PAPDESI Kabupaten Mojokerto membuat kolaborasi dengan BRI, Pupuk Kaltim dan Pertamina. Perwakilan pimpinan perusahaannya hadir dalam Raker ini.

Mereka memberikan paparan materi dalam sidang-sidang penyelenggaraan Raker.

Lagu Kebangsaan Indonesia Raya menggema pertanda dimulainya opening ceremony Raker itu. Dilanjutkan dengan menyanyikan Mars Papdesi, diteruskan dengan doa dipimpin oleh KH. Abdul Hadi Nur. Kemudian pidato pemantapan organisasi oleh Prof. DR. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA. Seterusnya sambutan-sambutan, pembukaan Raker dan penutup oleh MC Agus Cinandang Kades Cinandang Dawarblandong yang termasuk pengurus DPC Papdesi Kabupaten Mojokerto.

Dalam pidato pemantapannya, Kyai Asep menyampaikan beberapa hal yang antara lain sebagai berikut, Kepala Desa merupakan pemimpin organisasi negara terkecil yaitu desa. Harus mampu melayani masyarakat yang dipimpinnya, baik mereka yang disukai maupun yang tidak disukai secara baik, secara sama dan adil.

Kyai Asep mengatakan, “Dalam sebuah hadist Nabi diterangkan ada tujuh golongan yang mendapat perlindungan dari Allah. Yang pertama adalah Kepala Desa, maksudnya pemimpin yang adil.”

Oleh karenanya cita-cita maupun visi Kabupaten Mojokerto yaitu Mewujudkan Mojokerto yang maju adil dan makmur banyak tergantung kepada para Kepala Desanya. Bagaimana kepala desa bisa mempin rakyatnya secara baik dan adil.

Di Mojokerto tidak boleh ada orang miskin seberapapun tingkat kemiskinan yang tidak bisa berobat dibawa ke rumah sakit.
” Saya akan bantu membelikan beberapa mobil ambulan,” jelas Kyai Asep.

Tidak boleh ada seorang miskinpun yang tidak bisa makan. Kita harus bantu mereka. Kepala Desa harus pantau program pemerintah BLT.

Tidak boleh ada seorang anakpun yang tidak bisa sekolah. Minimal sekolah di SD dan SMP atau MI dan MTs. Kalau bisa sampai SMA atau MA, karena SMA sudah gratis ada BOS. Saya berharap nantinya disamping ada BOS juga ada BOSDA dari Pemerintah Daerah, begitu punya Kyai Asep.

“Itulah kesejahteraan rakyat,” tegas Kyai Asep.

Cita-cita Mojokerto menjadi maju adil dan makmur. Mojokerto menjadi miniatur Indonesia yang maju adil dan makmur. Mojokerto menjadi referensi dan contoh daerah-daerah lain bisa tercapai jikalau seluruh elemen masyarakatnya bekerja bersama-sama, sinergi baik eksekutif dan legislatifnya. Tetapi syaratnya harus bersatu menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di tengah masyarakat.

“Mohon maaf, kebetulan saya punya fasilitas. Siap menjadi tempat untuk melakukan mediasi guna memecahkan problema yang ada agar semua kekuatan elemen masyarakat dapat bersatu. Bersatu membangun Mojokerto. Mewujudkan Mojokerto yang maju adil dan makmur,”  ujar Kyai Asep.

DPD Papdesi Provinsi Jawa Timur dalam sambutannya mewakili DPP Papdesi mengatakan, “Saya sungguh merasa kagum karena ada ulama besar dan terkemuka Kyai Asep mau turun ikut hadir di tempat ini. Ikut membantu pelaksanaan pembangunan di desa dan kabupatren secara riel dan nyata. Mengeluarkan sejumlah dana yang besar. Saya merinding ini sebuah kenyataan bahwa bersatunya ulama dan umara. Ini pertanda bahwa Mojokerto maju adil dan makmur. Kesejahteraan rakyat Indonesia bakal terwujud.”

Sementara itu dalam sambutannya Ketua DPC Papdesi Kabupaten Mojokerto Jurianto mengatakan, “Raker ini diselenggarakan bertujuan untuk menetapkan program kerja kita lima tahun kedepan.”

Lebih jauh Jurianto menjelaskan, melihat usulan-usulan program dari anggota. Kita tetapkan mana program untuk tahun ini dan program kerja untuk lima tahun kedepan. Tentu saja sesuai dengan prioritas, kebutuhan nyata, realitas kemampuan dan kemungkian penyelesaiannya. Dengan adanya ketetapan program kerja, maka akan menjadi pedoman atau referensi organisasi dalam bekerja. Fokus dan tidak membias atau kabur kemana-mana. Evaluasi dan tujuannya dapat dilihat dan dipetakan dengan baik.

Yang diundang hadir dalam Raker ini hanya pengurus DPC Papdesi saja. Termasuk Departemen-departemen dan seksi-seksi serta para koordinator wilayah.

Papdesi ini berdiri sejak tahun 2016. Dulu namanya AKDP (Asosiasi Kepala Desa dan Perangkat). Sekarang menjadi Papdesi. Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia. Merupakan wadah bersatunya seluruh aparatur pemerintah desa. Kades, seksdes, Kepala Dusun, Kaur dan staff, masih kata Jurianto.

“Jadi Papdesi ini bukan saingan organisasi yang lain. Papdesi Kabupaten Mojokerto harga mati untuk mendukung visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto,” kata Jurianto.

Raker dibuka dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim dan pemukulan Gong 3X oleh Wakil Bupati Mojokerto H. Muhammad Albarraa, Lc., M.Hum yang akrab dipanggil dengan Gus Barraa..

Sebagaimana permintaan panitia Raker, Gus Barraa Wakil Bupati diminta menyampaikan sambutan pengarahan dan membuka secara resmi Raker. Maka sebelum membuka, Gus Barraa menyampaikan sambutan pengarahan.

Gus Barraa Wakil Bupati Mojokerto mengatakan, “Saya hadir disini mewakili ibu Bupati yang berhalangan karena ada tugas pekerjaan lain yang harus dikerjakan. Beliau menyampaikan salam dan permohonan maafnya.”

Lebih lanjut Muhammad AlBarra menjelaskan bahwa sejak diundangkannya UU Desa yaitu UU nomor 6 Tahun 2014. Desa punya kewenangan yang kuat untuk mengurus desanya menuju desa yang mandiri. Yaitu desa yang mampu mengurusi dan menghidupi desanya sendiri dengan menggali dan mengembangkannya menjadi sumber pendapatan asli desa yang besar.

Menurut amanat UU Desa itu ada 4 bagian tugas yang penting. Pertama menyelenggarakan pemerintahan desa. Kedua melaksanakan pembangunan. Ketiga pemberdayaan masyarakat dan yang Keempat pembinaan masyarakat.

Sekarang paradigmanya berubah. Kalau dulu pembangunan desa. Tapi sekarang Desa membangun. Desa membangun dengan menggali potensi desa yang dimilikinya secara mandiri dan kemampuan sendiri. Kalau dulu pembangunan itu modelnya Top Down tapi sekarang Bottom Up atau dari bawah keatas. Contohnya Desa Ketapanrame Trawas. Dengan membangun destinasi wisata Ganjaran, mampu mendapatkan sumber keuangan PADes yang besar. Sehingga mampu membiayai kebutuhan desanya sediri secara mandiri.

Visi dan misi Kabupaten Mojokerto mewujudkan Mojokerto yang maju adil dan makmur tidak bisa kami kerjakan sendiri tanpa dukungan dan bantuan dari seluruh emelen masyarakat, termasuk bantuan dari para Kepala Desa.

Kita harus bersatu, sinergi, bekerja bersama-sama membangun Mojokerto mewujudkan visi dan misi Kabupaten Mojokerto. Kalau sudah demikian, maka cita-cita Mojokerto yang maju adil dan makmur akan terlaksana.

Terkait adanya organisasi Kades yang lain. Saya berfikirnya positif dan sah-sah saja. Asal untuk kepentingan rakyat. Ya ibaratnya semua berjuang untuk kebaikan yang bahasa agamanya fastabiqul khairat. Berlomba- lomba dalam kebaikan. Dan lagi adanya organisasi itu kebebaan berserikat yang dijamin oleh UUD 1945.

Pada sela-sela istirahat kegiatan Raker ini. Wartawan media ini sempat mewawancarai salah seorang kepala desa daerah Pacet Ditanya apa Papdesi itu dan apa Raker itu ? Dengan lugas dan sedikit berapi-api menjawabnya.

Papdesi itu rumah aparatur pemerintah Desa. Mewadahi sistimnya, mewadahi kepentingan penyelenggara pemerintahan yang resmi dilindungi oleh UU dilevel paling kecil yaitu. Yang diperjuangkan adalah bukan hanya kepentingan kepala desa saja. Tapi juga kepentingan Sekdes, Kepala Dusun, para Kasie, Kaur dan staff desa.

Kalau sudah begitu maka dengan Papdesi maka Desa akan berdaulat. Desa mempunyai kekuatan yang super power. Disegani dan ditakuti serta tidak dipandang sebelah mata.

Kita harus sadar dan cerdas, serta selalu menggunakan akal sehat. Jangan mau apartur desa dipecah-pecah, dikotak-kotak dan disekat-sekat sehingga kekuatannya lumpuh dan lemah tanpa daya. Ada organisasi kepala desa, ada organisasi persatuan sekdes, ada persatuan kepala Dusun dan ada organisasi perangkat.

Kalau kepala desa memperjuangkan kepentinganya sendiri sebagai kepala desa lalu bagaimana dengan sekdesnya, kaurnya, kasunnya?.

Jadi Papdesi rumah aparatus pemerintah Desa. Berjuang untuk kepentingan bersama sebagai penyelenggara pemerintahan di level paling bawah. Kalau dikotak-kotak lemah kita. Terjadi gesekan karena kepentingan sendiri-sendiri. Apalagi kalau ada Pilpres, pileq, pilgub dan pilbup. Pusing karena perbedaan yang menajam. Habis energi karena terbawa perseteruan. (Tim Sembilan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *