Hari Kiamat yang dapat menolong hanyalah amal dan ibadah diri sendiri

Pada hari kiamat nanti, semua Masjid, Gereja, Rumah, Gedung Megah, semua harta dan kemewahan termasuk manusia akan diratakan dengan tanah.

Hari akhir atau kiamat merupakan hari berakhirnya kehidupan manusia di atas dunia, sekaligus merupakan awal dari kehidupan di akhirat untuk mempertanggung- jawabkan semua amal perbuatan ketika hidup di dunia

Sangkakala akan ditiupkan 2x… Subhanallah…
Matahari akan muncul dari tempat tenggelamnya seluruh isi dunia.

Ketika itu terjadi, maka tidak ada lagi ampunan dari Allah SWT bagi mereka yang tidak beriman.

Semua manusia akan berlari dari saudaranya, dari Ibu, bapaknya, Istri dan anak-anaknya. Setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri tidak mengurusi orang lain.

“Semoga kita termasuk golongan orang-orang beriman, Takut kepada Allah, Mendirikan Sholat, Selalu bersyukur, Berakhlak baik, Bersikap sabar, Tawakal.

Dan tenang disaat Yaumul Hisab!

Yaumul Hisab adalah hari perhitungan amal manusia, baik atau buruk, di mana manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatannya di dunia. Pada hari ini, Allah SWT akan memperhitungkan semua amal manusia, sekecil apapun, dan akan memberikan balasan yang setimpal. Mulut manusia tidak dapat berdusta karena mulut akan dikunci dan anggota lainnya akan menjadi saksi terhadap semua perbuatan yang pernah dilakukan.

Artinya: Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.

Yaumul Hisab artinya hari perhitungan amal. Pada hari ini semua perbuatan manusia, baik atau buruk, diperhitungkan. Yaumul Hisab berarti hari dimana manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatannya di dunia. Dalam Yaumul Hisab, mulut orang-orang ditutup sehingga tidak ada lagi pembelaan bagi mereka.

Surat Al Zalzalah menjelaskan bahwa semua perbuatan yang dilakukan di dunia akan menuai balasan dan diminta pertanggungjawaban, meski sebesar biji dzarrah (kecil). Setiap kebaikan yang dilakukan, walau hanya sebesar dzarrah, akan dibalas, begitu pula yang berbuat keburukan, walau kecil, akan dibalas.

Manusia bertanggung jawab karena menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya. Ia menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.

Orang yang beriman juga tidak mencela dan berkata keji serta menjauhi perbuatan maksiat.

Allah menciptakan jin dan manusia tujuannya tak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini telah tertulis pada Al-Quran surat Adz-Dzāriyāt ayat 56 yang artinya “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”.

Penyusun : Supriyanto (ilyas) Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Generasi Muda Indonesia Cerdas Anti Korupsi (Gmicak).

Sumber : Alquran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *