• https://dishubkominfo-kotaserang.com/
  • journalsleather.com
  • disdikpadang.org
  • Hikmah Islami

    Hidup Bagaikan Musyafir

    ×

    Hidup Bagaikan Musyafir

    Sebarkan artikel ini

    Jejakkasus.info | Hikmah Islami

    Panorama gemerlapnya dunia membuat kebanyakan manusia terbius, terbuai dan hanyut dalam keduniawian yang penuh tipudaya bagai panggung sandiwara saja

    Hingga lalai akan hakikat hidup sebenarnya serta lalai akan tugas maupun kewajiban sebagai hamba kepada Tuhan nya (Alloh SWT)

    Sa’at awak media berbincang dengan salah seorang musyafir dari sunda wiwitan banten
    Dalam rangka ngopi bareng sambil berbagi wacana kehidupan
    Bahwasanya :

    Hidup di dunia ini bagi seorang Mukmin seperti melakukan puasa di bulan Romadhon
    Berjuang menahan hawanafsyu
    Maupun mencegah dari kesenangan duniawian yang menimbulkan dosa..
    Berjuang terus demi diri, keluarga dan Umat banyak
    Bagai puasa Jiwa dan Raga
    Dan berusaha menjaga Nafsyu sekaligus Istiqomah dalam Keta’atan kepada Alloh SWT

    Hakekatnya hari raya akan di rasakan setelah kematian
    Jangan sampai hidup yang sekali ini hanya untuk pengumpulan maksiat, masalah hidup dan dosa yang menimbulkan murka Tuhan
    Sehingga banyak keruwetan dalam kehidupan yang kita jalani

    وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
    Dunia ini sebagai ladang berbekal dan sebaik-baiknya bekal adalah takwa kepada Alloh SWT.
    Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat

    Sesungguhnya kita ini “Musafir”. Kita ini “Pengembara”.
    Seorang musafir tentu sedang dalam perjalanan menuju tujuan akhir yang masih jauh.
    Jika saat ini kita berada di suatu tempat, maka kita hanya mampir di tempat itu untuk sementara
    Kemudian setelah itu akan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan yang sebenarnya.

    Begitulah kehidupan dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara.
    Tujuan akhir kita adalah “Akherat”. Disanalah kehidupan yang sebenarnya.
    Disanalah kebahagiaan yang sebenarnya
    Sebagaimana juga penderitaan yang sebenarnya.
    Disanalah kehidupan yang kekal Abadi

    بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا,وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ, إِنَّ هَٰذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَىٰ, صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ

    Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.
    Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
    Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa

    صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ [وَعُدَّ نَفْسَكَ مِنْ أَهْلِ الْقُبُوْرِ] وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
    Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu
    Anhuma, ia berkata :
    “Rosûlulloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam memegang kedua pundakku, lalu bersabda :
    ” Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir’
    Dan persiapkan dirimu termasuk orang yang akan menjadi penghuni kubur (pasti akan mati)

    Bagi seorang Mukmin bagai musyafir dalam mencari ilmu agama dan melakukan amal ibadah maupun amal kebaikan.
    Karena melakukan amaliyah dalam bentuk ibadah maupun perbuatan tanpa ilmu akan menjadi salah ataupun kurang tepat

    Maka jangan sia-siakan usiamu dalam mencari ilmu maupun dalam berbuat banyak kebaikan
    Karena waktu dan lapangan hidup adalah semasa di dunia ini
    Apa bila kita menyia-nyiakan waktu
    Dalam melakukan kewajiban kepada Tuhan maupun dalam berbuat banyak amal kebaikan
    Bisa jadi yang di dapat hanyalah penyesalan dan kesedihan.
    Apa bila sakit parah maupun kematian telah meberpa kehidupan kita
    Hingga hanya bisa berandai untuk kembali sehat atau hidup sekali lagi
    Sedangkan harapan itu hanyalah sia-sia belaka

    حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙ

    (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu)
    Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka
    Dia berkata ;
    “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia)

    Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Sholih bin Abdulloh bin Humaid
    (Imam Masjidil Harom) :

    ” Sehingga apabila kematian itu mendatangi salah seorang musyrik itu, dan ia menyaksikan apa yang akan menimpanya
    Maka ia berkata sebagai ungkapan Penyesalan atas Keterlambatannya dalam Beramal dan Kelalaiannya dari Keta’atan kepada Alloh SWT
    “Wahai Tuhanku..! Kembalikan aku ke kehidupan dunia.

    Alloh SWT menciptakan kita kemudian menempatkan di dunia karena sebagai lapangan ujian bagi hambanya yang beriman untuk bertaqwa
    Karena kehidupan dunia pasti kita akan tinggalkan juga
    Yang kemudian mempertanggung jawabkan semua amal perbuatan selama di dunia lalu menuju alam selanjutnya yang kekal dan Abadi

    (AR)

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *