Jangan berbuat melebihi batas kewajaran”.

Sungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat melebihi batas kewajaran, QS. Al-Ma’idah Ayat 87.

Jejakkasus.info | Manusia adalah makhluk yang tidak luput dari kesalahan, Apabila manusia salah itu adalah hal yang biasa, karena manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi akal pikiran maka kita dituntut untuk belajar dari kesalahan – kesalahan yang diperbuatnya. Sehingga tidak terperosok dalam dalam lubang yang sama. Begitulah kira-kira ukuran standar hidup manusia di Ciptakan Allah SWT.

Salah satu kekurangan manusia adalah suka berbuat salah dan dosa. Manusia membutuhkan cara untuk menutupi kekurangannya itu, khususnya dosa kepada sesama manusia. Saat orang lain berbuat salah dan dosa yang terarah kepada kita, kita diajari untuk memaafkan.

Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak perkataan kita sampaikan ke orang lain dan begitu banyak perbuatan yang kita tunjukkan ke orang lain. Di antara puluhan hingga ratusan kata dan perbuatan itu, sangat mungkin sebagian di antaranya menyebabkan orang lain marah.

Al-Qur’an menganjurkan agar ia memaafkan dan melakukan apa yang diistilahkan oleh Al-Qur’an dengan al-shafhu. Hal ini seperti yang diterangkan dalam Surat An-Nur ayat 22:

Islam selalu menganjurkan agar setiap muslim berusaha untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah. Allah berfirman,

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu.” (QS. al-Hujurat: 10)

Bahkan Allah ingatkan, diantara nikmat besar yang Allah berikan kepada para sahabat adalah Allah jadikan mereka saling mengasihi, saling mencintai, padahal sebelumnya mereka saling bermusuhan,

“Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, kemudian Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kalian orang-orang yang bersaudara, karena nikmat Allah.” (QS. Ali imran: 103).

Tidak memaafkan kesalahan sesama muslim sementara yang bersalah sudah berusaha untuk minta maaf, diancam amalnya tidak akan diterima.

Begitupula dengan seorang yang  memperlakukan saudaranya dalam kondisi sudah tidak berdaya, Namun perlakuannya melebihi batas kewajaran atau berlebihan.

Apabila seorang muslim sudah berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan kawannya semaksimal yang bisa dia lakukan, namun kawannya tidak mau memaafkan, InsyaAllah dia tidak termasuk yang mendapat ancaman ditangguhkan pengampunannya.

Az-Zarqani dalam penjelasanya untuk al-Muwaththo’ menukil perkataan Ibnu Ruslan,

“Yang bisa kita simpulkan, apabila salah satunya berusaha berdamai dengan yang lain tapi perdamaian itu tidak diterima, maka orang yang berusaha berdamai tersebut diampuni. (Syarh az-Zarqani ‘ala al-Muwaththo’, 4/335).

Bagi orang yang bersalah, sudah meminta maaf Namun tidak dimaafkan, Mereka akan Diampuni Meskipun Tidak Dimaafkan Kawannya.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas.

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. QS. Al-Ma’idah Ayat 87

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Penulis : Supriyanto alias Ilyas Ketua Umum Generasi Muda Indonesia Cerdas Anti Korupsi (GMICAK)

Allahu a’lam.

Jangan berbuat melebihi batas kewajaran”.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat melebihi batas kewajaran, QS. Al-Ma’idah Ayat 87.

Manusia adalah makhluk yang tidak luput dari kesalahan, Apabila manusia salah itu adalah hal yang biasa, karena manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi akal pikiran maka kita dituntut untuk belajar dari kesalahan – kesalahan yang diperbuatnya. Sehingga tidak terperosok dalam dalam lubang yang sama. Begitulah kira-kira ukuran standar hidup manusia di Ciptakan Allah SWT.

Salah satu kekurangan manusia adalah suka berbuat salah dan dosa. Manusia membutuhkan cara untuk menutupi kekurangannya itu, khususnya dosa kepada sesama manusia. Saat orang lain berbuat salah dan dosa yang terarah kepada kita, kita diajari untuk memaafkan.

Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak perkataan kita sampaikan ke orang lain dan begitu banyak perbuatan yang kita tunjukkan ke orang lain. Di antara puluhan hingga ratusan kata dan perbuatan itu, sangat mungkin sebagian di antaranya menyebabkan orang lain marah.

Al-Qur’an menganjurkan agar ia memaafkan dan melakukan apa yang diistilahkan oleh Al-Qur’an dengan al-shafhu. Hal ini seperti yang diterangkan dalam Surat An-Nur ayat 22:

Islam selalu menganjurkan agar setiap muslim berusaha untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah. Allah berfirman,

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu.” (QS. al-Hujurat: 10)

Bahkan Allah ingatkan, diantara nikmat besar yang Allah berikan kepada para sahabat adalah Allah jadikan mereka saling mengasihi, saling mencintai, padahal sebelumnya mereka saling bermusuhan,

“Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, kemudian Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kalian orang-orang yang bersaudara, karena nikmat Allah.” (QS. Ali imran: 103).

Tidak memaafkan kesalahan sesama muslim sementara yang bersalah sudah berusaha untuk minta maaf, diancam amalnya tidak akan diterima.

Begitupula dengan seorang yang memperlakukan saudaranya dalam kondisi sudah tidak berdaya, Namun perlakuannya melebihi batas kewajaran atau berlebihan.

Apabila seorang muslim sudah berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan kawannya semaksimal yang bisa dia lakukan, namun kawannya tidak mau memaafkan, InsyaAllah dia tidak termasuk yang mendapat ancaman ditangguhkan pengampunannya.

Az-Zarqani dalam penjelasanya untuk al-Muwaththo’ menukil perkataan Ibnu Ruslan,

“Yang bisa kita simpulkan, apabila salah satunya berusaha berdamai dengan yang lain tapi perdamaian itu tidak diterima, maka orang yang berusaha berdamai tersebut diampuni. (Syarh az-Zarqani ‘ala al-Muwaththo’, 4/335).

Bagi orang yang bersalah, sudah meminta maaf Namun tidak dimaafkan, Mereka akan Diampuni Meskipun Tidak Dimaafkan Kawannya.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas.

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. QS. Al-Ma’idah Ayat 87

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Penulis : Supriyanto alias Ilyas Ketua Umum Generasi Muda Indonesia Cerdas Anti Korupsi (GMICAK)

Allahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *