SURABAYA | jejakkasus.info – Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Siswahyu Kurniawan Turut Berduka-Cita, Berbelasungkawa, Atas Wafat Abdul Kadir Zain Ali Assegaf (Habib Ading) Hotel Antariksa Surabaya, yang pada Hari Minggu 30 Juni 2024 merupakan Tahlil Hari Ke-7 di Hotel Antariksa Surabaya, Jawa Timur.
“Kami turut berbelasungkawa atas wafat Habib Ading yang dikenal sebagai tokoh yang peduli,” ucap Siswahyu Kurniawan penulis buku berjudul Bung Karno Dan Pak Harto yang juga penulis buku biografi pelawak (nasional) Asmuni – Srimulat (dengan pengantar dari Mayjen TNI Purn. Basofi Sudirman Gubernur Jatim periode 1993 – 1998,red.). Siswahyu Kurniawan yang juga pernah menjadi humas Pusat KUD Jatim dan Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jatim ini salut dengan Habib Ading.
Abdul Kadir Zain Ali Assegaf yang akrab dipanggil sebagai Habib Ading meninggal dunia (wafat) di Rumah Sakit Haji pada hari Senin 24 Juni 2024 jam 13.10 setelah mendapat perawatan selama duabelas (12) hari di rumah sakit tersebut karena sakit, yang diduga sebagai diabetes. Pria kelahiran tahun 1960 tersebut wafat dalam usia 64 tahun.
Abdul Kadir Zain Ali Assegaf (Habib Ading) meskipun hidup dalam kalangan atas namun dikenal bersahaja serta supel dalam pergaulan, hingga dikenal membantu berbagai organisasi yang dia terpanggil untuk membantu, salah satunya adalah Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) yang didirikan oleh Prof Dr Muchtar Pakpahan, KH Abdurrahman Wahid / Gus Dur (Presiden RI ke-4: setelah Soekarno, Soeharto dan BJ Habibie, red.), Rachmawati Sukarno Putri (putri dari Presiden RI ke-1, Bung Karno, red.) bersama berbagai tokoh nasional yang lain.
Hotel Antariksa juga beberapa kali bekerjasama memfasilitasi seniman untuk tampil termasuk pameran lukisan dan lainnya.
“Habib Ading suka membantu berbagai organisasi, juga dunia seni, termasuk turut membantu memfasilitasi kantor Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Jawa Timur,” ungkap Siswahyu Kurniawan yang pernah menjadi Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) DPP SBSI pusat dan pernah menjadi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) DPP SBSI pusat, yang juga mengusulkan Prabowo Mania Jatim-nya Bambang Widjanarjo untuk mengadakan pameran lukisan.
Semangat dari Habib Ading untuk membantu berbagai organisasi, bukan hanya sekadar membantu, akan tetapi juga disertai dorongan agar organisasi-organisasi yang dibantunya juga memiliki bisnis (usaha) yang diantara hasilnya untuk keberlangsungan organisasi termasuk membuka peluang kerjasama dengan Aqua serta berbagai perusahaan yang lain. Akan tetapi hal tersebut masih belum sesuai harapan Habib Ading, hingga wafat beberapa hari lalu. Karena dorongan dari Habib Ading saja tentu tidak akan cukup jika tidak diimbangi langkah kerjasama organisasi yang komprehensif.
Jumain Bali salah satu pelukis asal Mojokerto (Jatim) yang punya nama besar di Bali, juga menyampaikan ucapan berbelasungkawa atas wafat beliau Abdul Kadir Zain Ali Assegaf / Habib Ading. “Kami turut berbelasungkawa atas wafat Habin Ading,” ucap Jumain Bali yang terpaksa dari Bali, balik ke Mojokerto karena terdampak Covid – 19 serta harus memulai dari awal di Jawa Timur dan bukan di Bali.
“Tentu kami merasa sangat kehilangan Habib Ading meskipun cukup lama tidak ketemu, hingga terdengar kabar beliau wafat. Barangkali jika memungkinkan suatu saat perlu dibuat buku untuk beliau,” tambah Siswahyu Kurniawan yang pernah mendapatkan ‘beasiswa’ Filipina singapura, Asian Social Institute (ASI) / Eastern Asia Past Institute (EAPI) Manila Filipina dan pernah menjadi salah satu presidium untuk Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jawa Timur yang pertama kali bersama berbagai organisasi ‘level’ Jatim yang lainnya. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 (Siswahyu).