Lampung Selatan, Jejakkasus.info
Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo, resmi diluncurkan pada Selasa, 10 Juni 2025, di Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan. Salah satu sekolah yang menjadi pelaksana program ini adalah MTs Ma’arif Bumi Restu. Namun, pelaksanaan perdana di sekolah tersebut menuai sorotan akibat ketidaksesuaian menu makanan yang diberikan kepada para siswa.
Dari total 227 siswa, sekitar 100 siswa menerima menu yang berbeda dibandingkan rekan-rekan mereka. Sebagian siswa mendapatkan menu lengkap berisi nasi, ayam, sayur, dan buah jeruk. Sementara itu, siswa lainnya hanya menerima nasi, telur, buah jeruk, serta dua bungkus roti kemasan merek Malkist dan Padi Mas.
“Saya juga bingung kenapa menunya berbeda,” ujar Keri, Kepala MTs Ma’arif Bumi Restu, saat dikonfirmasi media. Ia mengaku baru mengetahui adanya perbedaan menu setelah program diluncurkan.
Pihak sekolah kemudian berupaya mengklarifikasi hal tersebut ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Palas. Menurut operator sekolah, pihak SPPG menyatakan bahwa perbedaan menu disebabkan oleh kekurangan makanan.
“Kami coba klarifikasi ke kantor SPPG, jawabannya karena kekurangan makanan,” ungkap perwakilan sekolah. Kantor SPPG tersebut diketahui berada di Desa Bumi Restu, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan.
Upaya konfirmasi juga dilakukan oleh media kepada pihak penyedia makanan yang disebut bernama Rohim. Namun hingga berita ini diturunkan, nomor kontak yang bersangkutan tidak aktif dan belum memberikan keterangan resmi.
Kondisi ini memicu kekecewaan sejumlah orang tua murid. Seorang wali murid menyampaikan keluhan, “Anak saya bilang makanannya tidak enak, bahkan ada yang tidak mau makan.”
Padahal, program MBG dirancang dengan tujuan mulia: meningkatkan swasembada pangan, menekan angka kekurangan gizi, serta menyejahterakan masyarakat. Menu makanan dalam program ini seharusnya mengikuti pedoman dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), dengan komposisi gizi seimbang berupa karbohidrat, protein, sayur, dan buah.
Selain itu, terdapat sejumlah ketentuan penting dalam pelaksanaan program MBG, antara lain pemanfaatan bahan pangan lokal, kesesuaian dengan selera masyarakat, kebersihan dan keamanan makanan, serta variasi menu yang menarik.
Dengan adanya kendala ini, masyarakat berharap agar dilakukan evaluasi menyeluruh, sehingga manfaat dari Program Makan Bergizi Gratis benar-benar dirasakan oleh seluruh siswa secara merata.
(Tim)