Pringsewu, jejakkasus.info
Nama : Erna Trilitahati, S.Pd
Instansi : TK Dharma Wanita Persatuan Sukoharjo Kecamatan
Sukoharjo Kabupaten pringsewu
Calon Guru Penggerak ( CGP ) Angkatan 11 Kelas 47A
Artikel ini bentuk tugas Refleksi dan kesimpulan Modul 1.1 dari Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 11 Tahun 2024
Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah pendidikan Indonesia. Pemikirannya tentang pendidikan yang berpusat pada siswa dan menghargai individualitas masing-masing anak menjadi landasan bagi sistem pendidikan nasional kita. Sebagai pendidik di Taman Kanak-kanak, sangat penting bagi kita untuk memahami dan menerapkan filosofi beliau dalam praktik pembelajaran sehari-hari. Kamis 27-6-2024
Modul 1.1 tentang Filosofi Ki Hajar Dewantara telah membuka mata saya terhadap sebuah perspektif baru dalam dunia pendidikan, khususnya di Taman Kanak-Kanak. Sebelum mempelajari modul ini, pemahaman saya tentang murid dan pembelajaran di kelas masih terpaku pada pendekatan tradisional. Saya percaya bahwa murid adalah penerima pasif informasi yang harus duduk tenang dan menyerap semua yang diajarkan guru. Pembelajaran pun diartikan sebagai proses transfer pengetahuan dari guru ke murid.
Namun, setelah mempelajari modul ini, pemikiran dan perilaku saya mengalami perubahan signifikan. Filosofi Ki Hajar Dewantara, dengan konsep “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”, telah mengubah pandangan saya tentang peran guru dan murid dalam proses pembelajaran.
Pertama, saya menyadari bahwa murid bukan hanya penerima pasif informasi, tetapi juga individu yang aktif dan memiliki potensi untuk berkembang. Tugas guru bukan hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga memfasilitasi dan membimbing murid untuk menemukan potensi mereka sendiri.
Kedua, konsep “Ing Ngarso Sung Tulodo” mengajarkan saya untuk menjadi teladan bagi murid. Guru harus menunjukkan sikap dan perilaku yang positif, jujur, dan bertanggung jawab untuk menginspirasi murid.
Ketiga, “Ing Madyo Mangun Karso” menekankan pentingnya membangun semangat dan motivasi dalam diri murid. Guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menantang, sehingga murid terdorong untuk belajar dan berkembang.
Terakhir, “Tut Wuri Handayani” mengingatkan saya untuk selalu mendukung dan mendorong murid dari belakang. Guru harus menjadi pengayom dan pembimbing yang selalu siap membantu murid dalam menghadapi kesulitan.
Dengan pemahaman baru ini, saya dapat segera menerapkan beberapa hal untuk membuat kelas Taman Kanak-Kanak saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara:
1. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif. Saya akan menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan murid secara aktif, seperti permainan edukatif, seni, dan musik.
2. Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengeksplorasi dan menemukan potensi mereka. Saya akan mendorong mereka untuk berpikir kreatif dan kritis.
3. Menjadi teladan yang baik bagi murid. Saya akan menunjukkan sikap positif, jujur, dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan dan perkataan.
4. Memberikan dukungan dan bimbingan kepada murid. Saya akan selalu siap membantu mereka dalam menghadapi kesulitan dan mendorong mereka untuk terus berkembang.
Filosofi Ki Hajar Dewantara telah memberikan saya kerangka kerja yang kuat untuk membangun kelas Taman Kanak-Kanak yang berpusat pada murid, menyenangkan, dan inspiratif. Saya yakin bahwa dengan menerapkan pemikiran Beliau, saya dapat membantu murid-murid saya tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia, cerdas, dan mandiri
Bambang