Lampung Tengah, Jejakkasus.Info-
Warga Kampung Mulyohaji, Kecamatan Anak Tuha, menggelar acara bersih kampung yang dimeriahkan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk pada Rabu malam, 2 Juli 2025. Kegiatan yang digelar di Aula Balai Kampung Mulyohaji ini menampilkan lakon Wahyu Purbo Kayun dengan dalang Ki Kunto Guritno dari 16 A Metro, Lampung.
Acara ini dihadiri oleh Camat Anak Tuha, M. Saleh, S.Sos., beserta seluruh tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, perangkat kampung, serta warga Mulyohaji. Pagelaran wayang kulit ini menjadi puncak dari rangkaian kegiatan bersih kampung yang rutin dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk syukur atas hasil usaha masyarakat selama setahun.
Pagelaran Wayang sebagai Tontonan dan Tuntunan
Kepala Kampung Mulyohaji, Temon Wijaya, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kesepakatan warga untuk memberikan hiburan sekaligus pembelajaran. “Kami berharap wayang kulit tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga tuntunan. Masyarakat dapat mengambil hikmah dan teladan dari tokoh-tokoh pewayangan,” ujarnya.
Lakon Wahyu Purbo Kayun yang dipentaskan menggambarkan perjalanan spiritual dan kepemimpinan, relevan dengan semangat gotong royong warga Mulyohaji. Ki Dalang Guritno sukses menghidupkan suasana dengan iringan gamelan dan dialog penuh makna, memukau penonton hingga dini hari.
Harapan untuk Pembangunan Infrastruktur dan Kesehatan
Camat Anak Tuha, M. Saleh, S.Sos., dalam sambutannya mengapresiasi semangat masyarakat Mulyohaji yang tetap produktif meski berada di wilayah pedalaman. Namun, ia menyoroti kondisi infrastruktur yang masih memprihatinkan. “Kami menyadari akses jalan di sini masih sulit. Ke depan, pemerintah berkomitmen memperbaiki jalan agar masyarakat lebih mudah beraktivitas,” tegasnya.
Selain itu, ia menanggapi permintaan warga untuk pembangunan Pustu (Puskesmas Pembantu). “Kami memahami kebutuhan layanan kesehatan yang lebih dekat. Saat ini, warga harus menempuh jarak jauh ke ibukota kecamatan dengan medan yang berat. Semoga segera terealisasi,” tambahnya.
Rangkaian Acara: Istighosah dan Grebeg Tumpeng
Sebelum pagelaran wayang, digelar istighosah (doa bersama) pada malam sebelumnya sebagai bentuk permohonan keselamatan dan keberkahan. Selain itu, warga juga mengadakan grebeg tumpeng sebagai wujud syukur atas hasil bumi yang melimpah.
Kegiatan ini memperlihatkan kekuatan budaya dan spiritualitas masyarakat Mulyohaji. Dengan semangat kebersamaan, mereka berharap pembangunan infrastruktur dan fasilitas kesehatan segera terwujud, sehingga kualitas hidup warga semakin meningkat.
(Darwis/Bambang)