Lampung Selatan, Jejakkasus.Info
KALIANDA – Siapa sangka, kala itu pada 2017 silam, berawal dari tindakan sederhana yang di inisiasi oleh seorang wakil bupati yang menyerukan gerakan bersih-bersih pantai, menjadikannya titik balik bagi bangkitnya geliat pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan.
Betapa tidak, Pantai Kedu yang tadinya kawasan tak bertuan dengan kondisi tak terawat, semrawut, hingga dijadikan tempat pembuangan sampah liar, oleh tangan dingin seorang Nanang Ermanto, menjelma menjadi objek wisata pantai yang sangat menarik, indah, kreatif dan juga instagramble.
Alhasil, pantai yang terletak di ibu kota Kecamatan Kalianda ini menjadi trending tour wisata pada saat itu yang kerap dikunjungi wisatawan dan memberikan manfaat ekonomi bagi warga sekitar sebagai sumber pendapatan tambahan.
Momen viralnya Pantai Kedu saat itu pun menjadi magnet bagi bangkitnya pariwisata di Lampung Selatan. Betapa tidak, efeknya, banyak kawasan yang memiliki potensi wisata meniru Pantai Kedu dengan segera berkreasi ikut mempercantik diri dan memanfaatkan sosmed sebagai sarana promosi.
Bahkan, untuk pertama kalinya dalam sejarah, dalam kurun 1 tahun saja pada tahun 2024 ini, Lampung Selatan ‘kebanjiran’ kunjungan hingga mencapai 1 juta wisatawan. Menjadikan wilayah Kabupaten Lampung Selatan sebagai tempat wisata paling favorit di Provinsi Lampung menggeser Kabupaten Pesawaran. Luar biasa, bravo Lampung Selatan Ku !
Betapa tidak, pantai yang berada di jantung ibu kota Kabupaten di Kecamatan Kalianda itu tadinya hanya lah sebuah kawasan pantai yang tak terawat bahkan terkesan angker dan dipenuhi dengan semak belukar serta sampah yang menimbulkan bau yang menyengat. Paling jauh orang berkunjung kesana hanya untuk sekedar memancing. Bahkan tak sedikit lokasi tersebut dilaporkan tempat terjadinya beberapa tindak kriminal.
Adalah seorang Nanang Ermanto pada 2017 silam saat masih menjabat sebagai wakil bupati menggagas gerakan bersih-bersih pantai dengan cara gotong-royong dengan melibatkan seluruh stakeholder seperti masyarakat setempat dari RT, kepala lingkungan, aparatur kelurahan dan kecamatan setempat.
Tidak cukup sampai disitu, suami dari Bunda Winarni ini pun terus menggeber gerakan bersih-bersih itu dengan melibatkan OKP seperti Karang Taruna, pegiat wisata, Dinas terkait seperti Dinas Kebersihan, Pariwisata, Kelautan dan Perikanan, serta PUPR dengan alat beratnya dan tak luput Satpol PP turut dilibatkan yang diperintahkan wakil bupati pada saat itu, bahu-membahu bergotong royong menjadikan Pantai Kedu hingga menjadi luar biasa seperti saat ini.
Dari gerakan bersih-bersih itu, Pantai Kedu disulap menjadi pantai yang indah, terlebih pantai berpasirnya yang landai dan juga instagramble, Pantai Kedu saat itu langsung viral di sosmed dengan promosi yang unik seperti mendatangkan Pedati beserta dengan kudanya. Hingga akhirnya banyak dikunjungi wisatawan.
Warga sekitar Pantai Kedu Kalianda, Didi Mahadi mengaku peran Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto sangat besar dalam upaya meningkatkan pariwisata di daerah. Didi menyatakan, Nanang Ermanto adalah sosok pemimpin yang menjadi motor penggerak bagi bangkitnya Pariwisata di Lampung Selatan.
Menurut dia, sebelumnya itu, kota Kalianda dikenal sepi dari wisatawan bahkan sempat di juluki kota mati. Sentra wisata pantai kala itu hanya ada di Desa Merakbelantung dan sekitarnya. Namun berkat peran teladan dan kepemimpinan Nanang Ermanto yang tidak segan turun langsung ke lapangan serta melibatkan Camat, Lurah, hingga masyarakat setempat untuk turut bersama-sama membersihkan pantai yang ada di Kalianda, yang mana tadinya hanya hutan belukar tak terawat, kini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan yang tidak kalah dengan pantai-pantai di Jawa maupun Bali.
“Dulu katanya ‘Tempat Jin Buang Anak’. Kaya hutan gitu karena banyak semak belukar dan tidak terawat. Sekarang Alhamdulillah rame, warga disini bisa merasakan manfaatnya, bisa dagang, ada juga yang jaga parkir. Jauh banget dengan keadaan sebelumnya, Alhamdulillah. Terimakasih pak Nanang,” ujarnya.
Kemudian kisah sukses Pantai Kedu ini jadi momentum kebangkitan pariwisata Lampung Selatan. Efeknya, banyak kawasan wisata lainnya turut berbenah, seperti ada Pantai Mengkudu, Kedu Warna, Guci Batu Kapal, Cemara, Batu Lapis, Tapak Kera, Canti, Marina, Sebalang, Minang Rua, Sanggar Beach hingga yang lagi hits saat ini, Rio The Beach di kawasan Pantai Marina.
Selain wisata pantai, ada juga wisata air lainnya seperti Way Tebing Chepa, Air Terjun Curug Layang, Air Terjun Waykalam, Wayguyuran, dan yang sudah melegenda pemandian Wayblerang di Sukamandi Kalianda.
Bahkan di sepanjang kawasan Pantai Kedu atau dulunya disebut Pantai Ketang, saat ini sudah berdiri 8 objek wisata pantai baru, seperti ada Pantai Kedu Warna, Pantai Aurora, Pantai Pelangi, Kalianda Beach, Pantai Bintaro, Pantai Batu Rame, Pantai Batu Ular dan Alau-alau Beach atau yang dulu dikenal dengan nama Laguna Helau.
Dengan semangat gotong-royong gerakan bersih-bersih pantai yang di inisiasi Ketua DPC PDIP Lampung Selatan itu, kini terus dikembangkan dan telah diaplikasikan dalam sebuah program kerja nyata dengan jargon ‘GEROT WISATA’ (Gebrak Gotong Royong Terpadu Menuju Wisata Berkelanjutan).
“Destinasi wisata bisa berkolaborasi dengan tip gerot wisata, yaitu ada P2WLS (Penggerak Pesona Wisata Lampung Selatan). Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan SDM penggiat pariwisata dengan sejumlah pelatihan, seperti water rescue, pengelolaan desa wisata. Apalagi sekarang era digitalisasi, sangat di perlukan pelatihan digitalisasi tourism,” ujarnya.
Sejatinya, tujuan dibangunnya pariwisata adalah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah hingga dapat meningkatkan pendapatan daerah hingga devisa bagi negara. Pariwisata juga ditujukan untuk dapat menciptakan lapangan kerja, menciptakan ekosistem perekonomian dan industri wisata. Tak ayal banyak negara di dunia dan daerah di Indonesia mengandalkan pendapatannya dari industri pariwisata.
“Bupati Lampung Selatan, bapak Hi Nanang Ermanto memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung kebangkitan pariwisata di daerah kita ini. Salah satunya yakni, dengan menuangkan strategi pengembangan pariwisata ke dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021-2026,” ucap salah satu anggota DPRD Lampung Selatan, Bowo Edi Anggoro.
Tidak sampai disitu, dukungan bagi dunia pariwisata oleh seorang Nanang Ermanto dikuatkan juga dengan penerbitan regulasi berupa Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Lampung Selatan Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah Tahun 2022-2025.
Yakni sebagai legimitasi bahwa pariwisata merupakan program unggulan yang berkesinambungan dan berkelanjutan serta menjadi harapan, bahwa industri Pariwisata adalah masa depan bagi Lampung Selatan.
“Ini merupakan bentuk political will dari Bupati Lampung Selatan, dari seorang Nanang Ermanto agar dapat memajukan daerahnya dan meningkatkan taraf perekonomian masyarakatnya dengan memaksimalkan potensi-potensi yang ada, baik itu potensi SDM maupun potensi sumber daya alamnya,” imbuh Bowo Edi Anggoro.
(Joe)