Lampung Selatan, Jejakkasus.Info Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Kick Off dan Talkshow Pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) secara virtual.
Mengusung tema BRIDA Untuk Percepatan dan Daya Saing Inovasi Daerah, acara ini dihadiri oleh Prof. Dr. Hj. Megawati Soekarnoputri, Kepala BRIN Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc, Menteri Dalam Negeri Jenderal Polisi Prof. Drs. H. Tito Karnavian, M.A., Ph.D. dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhadjir Effendy. M.A.P.
Kegitan ini diikuti oleh 34 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota se-Indonesia secara virtual melalui aplikasi zoom meeting. Selain itu, dapat pula disaksikan secara live streaming dari kanal Youtube BRIN Indonesia.
Sementara, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan turut mengikuti Kick Off dan Talkshow Pembentukan BRIDA secara virtual melalui aplikasi zoom meeting dari Aula Rajabasa, Setdakab setempat, Rabu (20/4/2022).
Turut Hadir dalam kegiatan itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lampung Selatan Thamrin, S.Sos. M.M., Asisten Bidang Administrasi Umum Badruzzaman, S.Sos. M.M., Plh. Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Muhadi, S.Sos. M.M., Inspektur Kabupaten Anton Carmana, S.E., Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Syahlani, S.H., M.H. serta Kepala OPD terkait lainnya.
Kepala BRIN Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc dalam sambutannya mengungkapkan, pembentukan BRIDA ini ditujukan untuk melakukan penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan serta invensi dan inovasi yang terintegrasi dari seluruh daerah guna memperkuat ekosistem dan riset inovasi nasional.
Pembentukan ini juga merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021 Tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional.
“Amanat disini untuk memastikan penguatan yang kita sebut evidence atau (science based policy) disemua level Pemerintah serta penguatan Ekosistem Riset dan Inovasi diseluruh wilaya tanah air di Indonesia,” ucapnya.
Tri Handoko juga menyampaikan, BRIDA yang tersebar di berbagai daerah diharapkan mampu berperan, berkolaborasi, enabler (pengaktif) dan pengungkit bagi semua pihak, baik dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah untuk memperkuat riset dan memanfaatkan inovasi hasil risetnya.
“Karena riset tidak semata menjadi domain para akademisi tetapi juga menjadi hal aktivitas yang bisa dilakukan oleh setiap insan masyarakat,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. menuturkan bahwa, kebijakan pemerintah dalam pembangunan manusia dan kebudayaan diarahkan untuk menghadirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, berkualitas dan memiliki karakter Pancasila.
“SDM unggul adalah SDM profesional, produktif, inovatif, memiliki daya saing yang kuat dan memiliki kepribadian dan jiwa Pancasila, Betapa pentingnya menyiapkan SDM unggul ini terutama untuk menyongsong Indonesia Emas yaitu 2045, sebelumnya kita tahu bahwa kita sedang proses menuju kepuncak bonus demografi yang diperkirakan akan terjadi di tahun 2030,” tuturnya.
Muhadjir Effendy juga mengungkapkan, tantangan yang harus dihadapi saat ini adalah kelangkaan lapangan kerja. Maka dari itu, seluruh stakeholder terkait harus serius, dalam menyiapkan lapangan pekerjaan yang luas untuk masyarakat.
“Satu sisi kita harus memperkuat SDM kita dari segi karakter maupun teknologi dan pengetahuan agar bisa menjadi penduduk muda yang produktif dan siap memasuki dunia bisnis serta perlunya disiapkan lapangan kerja yang produktif maka pembentukan ini akan percuma,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2016 ini, juga meminta agar didaerah berbagai riset harus diikuti dan diarahkan oleh orang-orang yang paham tentang filosofi dan nilai-nilai, baik itu nilai lokal maupun nilai internasional.
“Agar bisa memberikan arah yang jelas kemana riset ini akan di bawa jangan sampai kita melakukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya karena tidak dipayungi nilai kecerdasan lokal yang digunakan untuk mempererat fungsi dari riset ini,” tutup Muhadjir. (Joe/kmf)