Polemik SPBU Tulang Bawang : Lima Wartawan diduga Jadi Korban Penganiayaan Usai Rekam aktifitas Pengecoran

Lampung – jejakkasus.info

Polemik terkait pemberitaan lima oknum wartawan yang disebut mengaku sebagai anggota Mabes Polri dan mengintimidasi operator SPBU hingga enggan membayar BBM jenis Pertalite kini berkembang dengan munculnya fakta baru. Kelima wartawan tersebut justru mengklaim bahwa mereka menjadi korban penganiayaan saat berada di lokasi SPBU di Menggala, Kabupaten Tulang Bawang.

Sebelumnya, sejumlah media melaporkan bahwa lima orang tersebut, yakni SPN (47), RD (41), MM (52), RY (22), dan FA, terlibat keributan di SPBU karena menolak membayar BBM. Menurut keterangan operator SPBU, salah seorang dari mereka mengaku sebagai anggota Mabes Polri dan sempat terjadi aksi kejar-kejaran dengan petugas keamanan SPBU.

Namun, kelima oknum wartawan membantah laporan tersebut. Mereka mengaku bahwa peristiwa bermula saat mereka mendatangi SPBU dan mencurigai adanya aktivitas pengecoran BBM subsidi oleh truk yang tengah mengisi solar. Salah seorang dari mereka, MD, turun dari kendaraan untuk mengambil video aktivitas tersebut. Hal ini memicu keributan dengan pihak yang diduga terlibat dalam pengecoran BBM.

“Ketika saya merekam, ada seseorang yang tidak dikenal memaksa saya menghapus video tersebut sambil mengancam kami semua tidak bisa keluar SPBU,” ujar MD.

Tidak lama kemudian, rombongan beranggotakan beberapa pria yang disebut-sebut sebagai anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tulang Bawang, tiba di lokasi. Salah satu dari mereka, berinisial EP, diduga memimpin rombongan tersebut dan menyampaikan ancaman kepada kelima wartawan.

Keributan berlanjut di sebuah rumah makan dekat lokasi SPBU, tempat EP dan rombongannya diduga melakukan intimidasi hingga penganiayaan terhadap MD. “Saya dipukul hingga wajah saya memar dan bengkak,” ungkap MD.

Setelah kejadian tersebut, para korban dipaksa menandatangani surat perdamaian dengan isi yang dianggap sepihak. Mereka juga diminta untuk meminta maaf sambil difoto. “Kami diancam bahwa masalah ini akan diperpanjang jika kami mengadukannya,” tambah MD.

Merasa dirugikan, kelima wartawan kini berencana melaporkan kejadian tersebut ke Polda Lampung. Mereka berharap kasus ini dapat diusut tuntas, termasuk dugaan pengecoran BBM subsidi yang menjadi pemicu awal keributan.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak kepolisian maupun pihak yang diduga terlibat dalam intimidasi dan penganiayaan tersebut. Kasus ini menjadi perhatian publik karena adanya dugaan pelanggaran hukum dan potensi penyalahgunaan kekuasaan.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *