Bondowoso | Jejakkasus.info – Jajaran Forkopimda kabupaten Bondowoso, membuka sekaligus meninjau giat TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 123 tahun 2025 di 2 wilayah kecamatan Tlogosari. Rabu, (19/2/2025).
Disampaikan komandan Kodim 0822 Bondowoso, Letkol Arh Achmad Yani, SE., M.Han, secara organisasi dalam pelaksanaan TMMD ini diterjunkan 150 personil diantaranya, 40 dari wilayah Bondowoso🔗 gabungan dari Kodim dan Polres selebihnya adalah pasukan pendukung yang ditunjuk oleh Kodam.
Sementara, sasaran fisik realisasi pembangunan pokok serta tambahan, terdiri dari 2 Gapura desa, 2 Pos Kambling, 4 rehap Masjid dan Musholla serta pembangunan jalan pavingisasi di desa Gunosari dan di desa Trotosari pengerasan jalan sekitar 150 meter.
“Mengingat pembangunannya memerlukan jangka waktu lama, untuk gapura, pos kambling dan musholla Itu, sudah kami laksanakan (sebelum pembukaan TMMD) yang saat ini sudah 50 persen,” ujar Dandim 0822 Bondowoso.
Realisasi TMMD kali ini, diperkirakan rampung hingga pertengahan bulan puasa tahun 2025 meski demikian, pihaknya sangat optimis dapat merampungkan 100 persen sesuai jadwal yang ditentukan.
“Untuk antisipasi itu memang kegiatan fisik dengan jangka waktu lama sudah saya koordinasikan bersama PJ Bupati dan para kepala-kepala OPD, kita coba laksanakan dulu yang sifatnya memerlukan jangka waktu lama,” ungkapnya.
Sementara di akhir masa jabatannya sebagai PJ Bupati Bondowoso, Hadi Wawan Guntoro menyebut jika giat TMMD kali ini, menggumakan APBD Kabupaten Bondowoso 🔗dengan nominal sebesar 1,4 miliyar.
“Selain suport anggaran kita ya jiga suport tenaga karena teman-teman dinas juga akan berseiring bersama-sama membantu program-program itu. baik di tingkat dinas di kecamatan maupun di teman-teman di desa Manunggal acara TNI dan dan masyarakat,” jelasnya.
Atas realisasi TMMD kali ini, PJ Bupati Hadi Wawan menitipkan hal ini utuk tidak dijadikan giat formalitas saja namun bagaimana ada semangt nilai-nilai yang ingin bersama dibangkitkan kembali.
“Jadi, selain melaksanakan TMMD juga ada sosialisasi, kepada masyarakat seperti, nilai-nilai kegotongroyongan, kesadaran dan kepedulian kepada lingkungannya, kepada sesamanya dan semangat untuk bisa mandiri ketahanan pangan di level rumah,” harapnya.
Lanjutnya, sesuai dengan temanya meningkatkan ketahanan pangan, infrastruktur dan semangatnya yang juga harus dibangun.
“Sederhana sebenarnya namun, jika tidak ada yang menginisiasi ya tidak jadi. Misal, ayo pelihara ayam nantinya bisa bertelur atau pelihara lele kan tidak harus punya kolam besar, pakai galon air mineral juga bisa. jadi masyarakat diberikan sosialisasi bagaimana ketahanan pangan itu betul-betul mandiri di level rumah tangga,” pungkasnya. (Yus)
