Wahyudi Dengan Tegas Menolak Kebijakan Pemerintah Yang Menaikan E Retribusi Di Situasi-Kondisi Pasar Sepi Dan Memprihatinkan Saat Ini

Jejak Kasus.info l JATENG & DIY

SEMARANG-Wahyudi selaku Ketua Paguyuban Pesona Pedagang Burung Semarang (P3BS) yang berada di Pasar Burung Karimata Lantai 2 Semarang-Jawa Tengah,Saat di wawancarai beberapa awak media usai mengikuti acara FGD Yang di selenggarakan FKSB Bersama POLDA JAWA TENGAH Di Astina Ballroom Hotel GRASIA CONVENTION Jl.Letjen S Parman 29 Gajah Mungkur -Semarang-Jawa Tengah Rabu, 2 Oktober 2024

“Kami Para pedagang Di Pasar Burung Karimata Kota Semarang-Jawa Tengah Khususnya,menolak atas Kenaikkan E Retribusi Wajib bayar setiap hari pada kami para pedagang, apalagi Kami Para pedagang yang berada di Pasar Burung Karimata saat ini kondisi pasar sepi dan memprihatinkan apalagi beberapa minggu kemaren di hadapkan dengan keterpurukan sicont dengan adanya peraturan pemerintah dimana begitu banyaknya beraneka jenis satwa dilindungi dan dilarang untuk di perjual belikan,sudah tau seperti itu dengan sicont dan kondisi Pasar yang teramat memprihatinkan atau sepi seperti ini kok tega sekali Pemerintah Turunkan Perda Kenaikan E Retribusi lagi yang kabarnya akan dinaikan 50% di bulan Oktober 2024 ini, jelas kami menolak dan P3BS siap turun gunung adakan aksi Demo kalau memang perlu,Menolak kenaikan E Retribusi Ditengah Penghasilan kita yang semakin mencekik ini,Harusnya Pemerintah prihatin dengan kondisi para pedagang tidak malah Losss Genjot/Tekan Kami para pedagang dengan tetap naikkan E Retribusi yang kami rasa sudah tinggi, Silahkan Walikota Menggencot Pendapatan Asli Daerah(PAD),Tapi Jangan Jadikan Tumbal Kami Para Pedagang”. Tegas Wahyudi Ketua P3BS

Pedagang berharap dengan kondisi Pasar sepi dan terlihat memprihatin seperti itu, pemerintah kota Semarang harusnya berkenan menghapus atau menunda Perda kenaikan tersebut, dan para pedagang berharap justru pemerintah Turut Prihatin, peduli dan memberikan bebas E Retribusi mungkin untuk sementara waktu sampai perekonomian atau perdagangan stabil aktifitas ,banyak pengunjung maupun ramai pembeli kembali

“Sudah pasar sepi ditambah baru beberapa minggu kemaren Dari Balai KSDA dan Tim merazia/merampas burung milik para pedagang yang dianggap dilindungi /dilarang untuk di perjual belikan anehnya sebelum adanya Sosialisasi-Pemberitahuan dari Pemerintah atau Balai KSDA terlebih dahulu Kenapa itu dilakukan tidak prosedur ,membuat pasar tambah sepi,Pedagang Ketakutan dan Resah juga lebih mengurangi pengunjung /peminat /pembeli Unggas/Burung malah Pemerintah tambahi lagi kenaikan wajib bayar tiap hari E Retribusi Pasar”. Pungkas Wahyudi Ketua P3BS

Wahyudi berencana temui Dinas Terkait terutama Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita) untuk sampaikan penolakan kenaikan E Retribusi,mencari solusi dan kepastian yang harus memihak wong cilik/Pedagang ,dan mempersilahkan jika ada relawan/lapisan masyarakat yang peduli nasip wong cilik jika berkenan kawal atau turut /ikut perjuangkan

Para pedagang di Pasar Tradisional Kota Semarang , menolak kenaikan retribusi karena kondisi pasar tradisional kini makin sepi,para pedagang di pasar-pasar tradisional kota semarang tidak hanya di pasar Burung Karimata Semarang Saja

Karna Makin banyak juga warga yang enggan mengeluarkan banyak tenaga dan membuang banyak waktu sekedar untuk pergi ke pasar tradisional dan berbelanja barang kebutuhan sehari-hari apa lagi tidak kebutuhan pokok,Kini tersedia banyak sarana memenuhi kebutuhan itu secara lebih efektif, efisien, hemat tenaga, hemat waktu.

Harapan para pedagang “Justru seharusnya tugas pemerintah daerah saat ini adalah mengupayakan keberlangsungan dan keberlanjutan pasar tradisional agar ramai pengunjung dan pembeli lagi bagaimana caranya harus kerja sama yang baik dengan para pedagang”.

(Tim 9 Jejak Kasus.info l JATENG & DIY-Melaporkan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • https://dishubkominfo-kotaserang.com/