Warga Dusun Gajah, Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, Mojokerto Tumpengan Megengan Sambut datangnya bulan suci Ramadhan 1445 H/ 2024 M

Minggu, 10 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mojokerto | jejakkasus.info – Megengan adalah tradisi masyarakat Jawa untuk menyambut bulan Ramadan. Kata megengan berasal dari bahasa Jawa yang berarti menahan.

Tradisi ini memiliki makna menahan segala hal yang dapat membatalkan puasa, seperti makan dan minum.

Megengan juga berarti keselamatan agar tetap terjaga selama menghadapi bulan Ramadan.

Seperti Warga Dusun Gajah, Desa Ngembeh Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, untuk menyambut datangnya bulan Bulan yang penuh berkah, bulan yang istimewa bagi seluruh umat islam diseluruh dunia, bulan suci Ramadhan telah tiba, selembar sutra menghapus noda, sebening embun menjadi penyejuk kalbu, sucikan hati bersihkan jiwa di bulan yang suci ini.

Warga Dusun gajah melaksanakan Megengan timpengan di Mushalla Al Ichsan, secara bersama-sama.

Selain itu, sore hari masyarakat Dusun gajah juga melakukan ziarah kubur dan menggelar sedekah massal di masjid atau mushalla. Ada juga yang melakukan kunjungan silaturahmi. Semuanya ini dilakukan dalam rangka menyambut gembira bulan suci Ramadhan 1445 H/ 2024 M. minggu 10 maret 2024

Baca Juga:  Program "PISEW" Dana APBN Tahun Anggaran 2023, Pavingesasi Desa Kokap Diduga Asal Asalan

Tradisi tersebut dilakukan masyarakat Jawa untuk menyambut datangnya hari raya tersebut. Kata megengan diambil dari bahasa Jawa yang berarti menahan. Acara ini digelar untuk mengingatkan masyarakat akan datangnya bulan Ramadan.

Megengan diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan/ngempet. Megengan merupakan suatu peringatan bahwa dalam waktu dekat akan memasuki bulan Pasa (Ramadhan), bulan di mana umat Islam diwajibkan berpuasa, yaitu menahan untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menggugurkan ibadah puasa tersebut.

Apa itu megengan? Megengan diambil dari kata megeng yang artinya menahan. Makna tradisi ini sendiri ialah menahan segala hal yang dapat membatalkan puasa seperti makan dan minum. Megengan artinya juga keselamatan agar tetap terjaga selama menghadapi bulan Ramadan.

Baca Juga:  Cegah Kejahatan Jalanan Polsek Kuta Utara Blue Light Patrol Hingga Subuh

Megengan, dalam kerangka ini, menjadi sebuah perayaan khusus yang merangkul keindahan budaya dan nilai-nilai agama. Pentingnya Megengan sebagai bentuk rasa syukur atas berkah hidup dan kesempatan menyambut Ramadhan tercermin melalui praktik memberi dari masyarakat setempat.

Megengan merupakan tradisi rutin dan turun-temurun. Ciri khas tradisi ini adalah pembuatan nasi berkat yang akan dibagikan kepada tetangga dan masyarakat sekitar. Tradisi ini sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat karena masih diberi kesempatan bertemu dengan Bulan Ramadhan.

Saat megengan, masyarakat berkumpul di masjid untuk tahlil dan istigasah sebelum makan nasi berkatan dan apem bersama-sama. Tradisi ini mengandung harapan bisa menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan tenang dan lapang dada karena telah memohon ampun kepada Allah SWT.

Kapan acara megengan?

Baca Juga:  Bank Negara Indonesia Di Gugat, Debitur Aktif, Gara-Gara Menghalangi Perlunasan Kredit

Tradisi ini sebagai bentuk pengingat Ramadan sudah dekat. Megengan juga merupakan bentuk rasa syukur karena dipertemukan kembali dengan bulan Ramadan. Tradisi yang dilakukan beberapa malam sebelum Ramadan ini memiliki makna permohonan maaf kepada sesama.

Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan 1445 H/ 2024 M, semoga amal kita diterima Allah SWT. Aamiin”.

“Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga Allah Swt. menerima amalan kita dan memberikan berkah pada setiap detik dalam Ramadan ini”.
“Ramadan telah tiba, semoga segala amalan kita diterima oleh-Nya”.

Follow WhatsApp Channel jejakkasus.info untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Polsek Muntok singkat Kasus Tindak Pidana Narkotika Di Desa Air Putih
Meriahnya Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-79, di Dusun Sirapan Krajan Desa Kemangsen Balongbendo Sidoarjo
Aktifitas Perjudian 303 Sabung Ayam di Desa Karangrejo Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan Tak Tersentuh Hukum
Proyek Pembangunan GOR Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo Telah Terjadi Kecelakaan Kerja Karena Minimnya Alat Keselamatan Kerja K3.
Benarkah Mudrikah Korban Ruda Paksa Yang Diduga Dilakukan Oleh MM Orang Tua MSAT
Desa Jarak kecamatan wonosalam mengadakan Karnival untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI Yang Ke 79
Mangkir Dari Sidang Praperadilan Pemohon Menilai Polres Nias Tidak Taat Hukum dan Diduga Ugal-Ugalan Dalam Menetapkan Tersangka
Meriahnya HUT RI ke-79, di Dusun Sirapan Krajan Desa Kemangsen Balongbendo Sidoarjo

Berita Terkait

Minggu, 8 September 2024 - 17:28 WIB

Polsek Muntok singkat Kasus Tindak Pidana Narkotika Di Desa Air Putih

Minggu, 8 September 2024 - 16:09 WIB

Meriahnya Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-79, di Dusun Sirapan Krajan Desa Kemangsen Balongbendo Sidoarjo

Minggu, 8 September 2024 - 15:43 WIB

Aktifitas Perjudian 303 Sabung Ayam di Desa Karangrejo Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan Tak Tersentuh Hukum

Minggu, 8 September 2024 - 15:01 WIB

Proyek Pembangunan GOR Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo Telah Terjadi Kecelakaan Kerja Karena Minimnya Alat Keselamatan Kerja K3.

Minggu, 8 September 2024 - 14:18 WIB

Benarkah Mudrikah Korban Ruda Paksa Yang Diduga Dilakukan Oleh MM Orang Tua MSAT

Berita Terbaru